Assalamualikum warohmatullahi wabarokatuh
Haii, apa kabar buat yang sedang baca? mudah-mudahan sehat selalu ya trus bisa lebaran deh :D Ini loh, kadang banyak hal di dunia ini yang tidak kita ketahui
tujuannya secara pasti. Biasanya kita lebih banyak ikut-ikutan atau hanya
sekedar menjalankannya tanpa tau tujuan dan fungsi yang sesungguhnya. Termasuk
zakat.
OK. Mumpung sekarang bulan ramadhan, pastinya kita bakal
membayar zakat. Ya, zakat fitrah. Pada dasarnya semua zakat, baik zakat mal
atau zakat fitrah itu berfungsi dan bertujuan untuk memberdayakan umat agar
lebih baik dan maju. zakat untuk menanggulangi kemiskinan.
Ya, kali ini aku ingin berbagi ilmu tentang zakat
berdasarkan ceramah yang aku dengar beberapa hari yang lalu di mesjid. Kalau ada salah penyampaian bilang ya, soalnya udah beberapa hari yang lalu, hehe. Menurut aku ini penting untuk disampaikan makana aku berusaha buat nge-review ulang.
Zakat
itu kan diberikan kepada orang yang tidak mampu alias orang yang berhak
menerima zakat. Pastinya kalau kita ingin adanya keberkahan dan kemajuan,
zakat itu lebih kita fungsikan dan berdayakan. Menurut dari yang aku dengar
dari ceramah waktu itu. Kalau misalnya terkumpul zakat sebanyak delapan juta
rupiah dalam bentuk uang. Dan yang berhak menerima ada delapan orang. Maka
tidak perlu juga kita bagi sama rata.
Biasanya, kebanyakan dari kita malah membagikannya sama
rata. Jadi uang yang delapan juta dibagikan ke masing-masing orang satu juta
satu juta. Nah kalau gitu sama aja. Zaman sekarang satu juta cukup buat apa lah
kan? Nah, itu yang mesti kita berdayakan agar berkembang.
Gimana caranya agar zakat yang kita beri dapat lebih
bermanfaat? Ya itu, bisa kita lihat dari masing-masing pihak yang menerima
zakat tersebut. Misalnya diantara orang yang menerima zakat tersebut ada yang
pandai dan nampaknya ahli dalam bidang memotret. Kemudian jika yang bisa
memotret itu merasa ia mampu untuk maju maka dari hasil zakat kita belikan ia
sebuah kamera yang harganya sekitar 2,5 juta. Nah, seorang lagi ada yang pandai
jualan rumahan, kemudian kita beri 2 juta. Nah,sisanya ada 3,5 juta kemudian kita bagi sama rata kepada
yang enam orang sisa zakat tersebut. Hal tersebut tak apa kita lakukan.
Itu semua bertujuan agar seseorang lebih bisa maju dan punya
modal untuk mengembangkan keahlian dan kemampuan yang selama ini terbatas
karena masalah ekonomi dan modal yang susah didapat. Nah, disitulah zakat di
fungsikan, agar dapat membantu orang-orang yang memiliki keterbatan tersebut.
Kita tau diantara keterbatasannya dia punya skill yang menjanjikan, tapi
karena keterbatasan modal malah gak bisa tercapai dan terus hidup dalam
kesusahan.
Zakat berfungsi gimana supaya zakat itu lebih bermanfaat
dengan memberikan jaminan modal hidup dari keahlian mereka masing-masing yang
pada akhirnya bila mereka maju, sukses dan berhasil maka bukan mereka lagi yang
akan menerima zakat di tahun-tahun berikutnya. Tapi malah mereka lah kemudian
yang akan memberikan atau membayar zakat. Betul gak??
Ingat kah kita pada zaman khalifah Umar bin Abdul Aziz?
Dimana umatnya waktu itu tumbuh menjadi umat yang sejahtera dan makmur. Hingga ketika
ingin membayar zakat gak tau mesti harus diberikan kemana karena rakyatnya yang
sudah serba berkecukupan dan semua ingin membayar zakat. Ya, pada akhirnya, karena
daerah tersebut tidak ada lagi yang berhak menerima zakat, zakat itu diberikan
ke negara tetangga dan umat non-muslim yang ada di sekitarnya. Indahnya berbagi bukan??
Nah, jadi zakat itu gak hanya sebatas dibagi sama rata. Sang
pembagi zakat juga harus lebih cermat, pintar melihat dan mampu bagaimana cara
mengelola zakat agar lebih bermanfaat buat kemashalatan umat.
Selama ini juga banyak orang yang membagikan zakat tapi
malah menjatuhkan korban. Berdesak-desakan dan sebagainya. Itu akibat dari
ketidaksiplinan yang memberi dan juga penerima zakat yang gak sabaran.
Orang yang berzakat lebih mulia loh. Sama seperti “Tangan
diatas lebih baik dari tangan dibawah.” Jangan karena ingin mendapatkan zakat,
kita rela berdesak-desakan hingga akhirnya merugikan diri kita sendiri. Semua
pasti ada mekanisme dan aturan buat yang membagikannya. Jadi untuk orang yang
menerima zakat juga kudu lebih sabar dan berhati-hati. Kalau dapat
alhamdulillah. Kalau tidak belum rezeki. Itu tandanya kita di tuntut untuk usaha
yang lebih maksimal.
Kembali ke zakat, kalau kita paham, cermat dan tau tujuan yang sesungguhnya, Insya Allah kita akan semakin maju dengan memberdayakan zakat. Oh iyaaa, aku hanya sekedar berbagi ilmu
dan gak berniat menggurui, mungkin selama ini masih banyak diantara kita yang
masih awam soal zakat. Padahal zakat itu termasuk dari rukun islam yang
harus kita ketahui tujuan yang sebenarnya, bukan hanya sekedar membayar tok,
kemudian selesai. Gak begitu.
Intinya berbagi itu indah,,,dengan berbagi kita senang. Jika
berbagi gak dibarengi ilmu apa gunanya? Ya kan??Itu aja sih yang mau aku sharing, mudah-mudahan bermanfaat
yaaa... Aamiin. Wassalam J
hari ini gak zakat ? apa kata akherat :)
ReplyDelete