Setiap yang hidup terkhususnya manusia
pasti pernah merasakan kegagalan. Mungkin kegagalan dalam meraih cita-cita,
kegagalan dalam prestasi, dan kegagalan-kegagalan lainnya yang membuat hati
merasa sedih, menyesal dan tentunya pilu.
Kata “gagal” sering merasuk ke dalam jiwa
yang pernah merasakannya, tak ayal jika ingin mencobanya kembali maka ada rasa
tidak yakin dan pesimis. Apapun bentuk kegagalan itu, mau itu kegagalan kecil
ataupun kegagalan yang luar biasa besarnya maka itu bukanlah akhir dari segalanya.
Selama bumi masih berputar, mentari masih memancarkan sinarnya dan nafas masih
tetap berhembus maka jalur hijau untuk terus mencoba dan bangkit akan selalu
terkembang di depan sana. Tinggal kita memilih apakah ingin maju atau mundur
sebagai orang pengecut. Keberhasilan yang tertunda, itulah sebutan yang kerap kita gantikan dengan kata "kegagalan".
Aku pernah merasakan kegagalan. Kegagalan
yang membuat aku kecewa dan sekaligus
membuatku tersenyum kecut karena menerima kenyataan yang sebenarnya tidak aku
inginkan.
Kegagalan yang aku alami mungkin hanya
kegagalan kecil yang tak sebanding dengan kegagalan-kegagalan mereka yang ada di
luar sana, yang terus bersaing dan pada akhirnya setelah jatuh bangun,
berjuang, berkorban, Perjalanan Mengalahkan Waktu, berikhtiar dan
bertawakkal jadilah mereka termasuk
orang-orang yang sukses pada akhirnya.
Ada satu moment kegagalan yang masih
teringat terang di pikiran aku hingga sekarang. Ya, kegagalan ini membuat hati
dan pikiran terasa layu tak bersemangat . Waktu itu aku baru saja tamat SD dan
akan melanjutkan ke jenjang SMP. Aku sangat menginginkan bisa masuk ke salah
satu SMP favorite yang ada di daerahku. Aku berusaha agar bisa masuk SMP
favorite itu mulai dari belajar hingga doa pun aku ucap melihat banyaknya
calon peserta didik baru yang begitu membludak. Kala itu aku sangat yakin dan
percaya diri pasti akan masuk. Kadang apa yang menurut kita baik dan perfect
belum tentu pula baik di mata Allah, dan jawabannya Allah berkehendak lain.
Aku yang percaya diri ternyata tidak terima
masuk ke SMP favorite itu. Kalau Sobat jadi aku, apa yang Sobat rasakan?
Pilu, sedih, kecewa dan segala perasaan bercampur aduk di pikiran dan hatiku.
Aku merasa sangat mengecewakan kedua orang tuaku saat itu, terkhusus Papa yang
antri berjam-jam waktu pendaftaran hingga tak pergi bekerja. Mungkin ini hanya
kegagalan yang sepele. Tapi inilah kegagalan pertama yang membuat aku merasa
benar-benar kecewa.
Dari kegagalan itu aku berusaha bangkit,
walaupun pada akhirnya aku masuk ke SMP swasta yang awalnya tidak aku sukai.
Seiring dengan berjalannya waktu, dari kegagalan ini lah aku merasakan warna di
masa-masa SMP , belajar banyak hal, memiliki teman-teman terbaik yang selalu
menyuport, guru-guru yang setia membimbing, dan pengalaman-pengalaman baik di
bidang akademik ataupun non akademik hingga akhirnya aku menjadi orang yang di
kenal di lingkungan sekolah. Hari-hari
pun berlalu, senang bercampur haru tak menyangka akhirnya bisa lulus juga dari
SMP. Mengingat kegagalan dulu, aku tak
gentar kembali mencoba peruntungan masuk
ke salah satu SMA favorit di daerahku dan akhirnya lulus dan itu juga buah bimbingan
support dari guru, orang
tua dan orang-orang terdekat. Alhamdulillah. Jika di pikir-pikir mungkin
aku tak akan dapat kesempatan seperti itu jika aku masuk SMP yang aku
idam-idamkan dulu.
Kegagalan mengandung hikmah untuk ke depan
dan kegagalan bukanlah hal mutlak untuk di takuti ketika ingin mencoba hal baru.
Kegagalan itu berfungsi untuk me-repair segala sesuatu yang awalnya
kurang baik menjadi lebih baik lagi. Waktu tak pernah memihak kepada siapapun,
mereka yang maju akan mendapat, mereka yang menyerah akan makin tenggelam.Kebanyakan
manusia malas untuk mencoba dikarenakan
trauma dengan kegagalan. Sulit bagi sebagian kita membawa kegagalan ke arah
yang positif padahal kesuksesan dan keberhasilan itu tinggal satu langkah lagi
jika dicoba.
Jadi teringat kata-kata guru les ketika SMA
dulu,kira-kira begini, “Jangan pernah takut gagal! Anggap dibelakang kamu
ada anjing gila yang terus mengejar kamu tiada henti, dan di saat itu tidak ada pilihan bagimu kecuali lari ( maju ), jika mundur maka akan digigit.”.
Karena terkadang untuk maju kita perlu dorongan, begitulah analogi dari guru
les aku dulu.
Segala yang terjadi, betapa banyak pun
kegagalan yang menimpa, selama waktu yang di jalani kita isi dengan segala
usaha, doa dan menyerahkan hasil akhir hanya pada Allah pastinya waktu akan
berpihak kemudian keberhasilan akan datang dengan sendirinya. Karena
keberhasilan tergantung bagaimana kita bisa menghargai dan memanfaatkan waktu,
dilihat dari setiap detik banyak orang-orang yang bertebaran di muka bumi berpacu
dalam waktu untuk mendapatkan hal yang sama pula. Kesempatan tidak datang dua kali, selama
kita mampu untuk maju, AYO kita maju!!
Kalau bukan karena kegagalan yang awalnya
menyulitkan, kita tak akan pernah merasakan makna dan nikmatnya hidup di setiap
waktu yang kita jalani. Bukankah Allah
telah berfirman dalam Al-Quran yang berbunyi,
“Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu
ada kemudahan.” ( QS. Alam Nasyroh: 5).
Semoga kita semua termasuk kedalam golongan
orang-orang yang mendapat kemudahan dan pandai dalam memanfaatkan waktu.
Semakin banyak mengeluh dan takut, maka
semakin banyak pula waktu yang terbuang sia-sia percuma. Be Better.
Link Original Soundtrack "Perjalanan Mengalahkan Waktu"
Tulisan ini diikutsertakan dalam
yang pasti tetep optimis aja mba , yang namanya hidup dan takdir sudah alloh yang merencanakan, kita hanya sebatas berusaha dan berikhtiar, di balik ke gagalan alloh pasti menyimpan hal - hal yang indah
ReplyDeleteok mba.... thanks yaa... emang itu yg seharusnya kita lakukan :)
Delete