Saturday 15 June 2013

Kisah Gadis Kampung (part 6)

The story before


Sesampai dirumah, bukannya langsung tidur. Aku dimarahi habis-habisan sama Bapak, karena pulang terlalu malam. Ditambah lagi aku ketahuan berbohong karena alasan yang bodoh.

Duuhhh…. Begok banget sih, kan dimana-mana banyak mata kucing berkeliaran, kenapa juga aku gak sadar ya?? Mau nya tadi aku langsung jujur aja sama Bapak. Toh sebenarnya mungkin Bapak gak akan semarah ini, karena Bapak kenal juga sama Indra.Bodoh…bodoh.

Sejak saat terakhir aku bersama Indra aku tak pernah ingin melihatnya dan berbicara padanya lagi, walaupun ia sering muncul dan menanyakan perbuatannya padaku sambil berpura-pura bodoh tidak menyadari kesalahnnya.


Kisah Cinta Gadis Kampung (part 6)

Bersandar di kursi yang terbuat dari bambu sedikit membuat badanku pegal. Ku perbaiki cara aku bersandar dan Aku jadi teringat moment ketika aku sedang bersandar di kursi ini sebelum aku pergi ke Bukit Tinggi dulu, Mela dengan muka kusutnya tiba-tiba datang bersama Rafael hingga membuatku terperanjat. Rafael mengakui surat yang diberikan memelalui Mela dengan no name  itu adalah darinya. Saat itu Rafael ingin menjadi sahabatku. Tapi seiring berjalannya waktu aku pergi meninggalkannya tanpa pamit.

“Haai Lina” seseorang memanggilku dari jauh dengan stelan baju bewarna hitam dan jeans, berlari mendekati ku.

“Ooohh…satria baja hitam toh” kataku ngejek.

“Ha?? satria baja hitam? Sejak kapan aku diberi julukan kayak gitu?” balas Indra dengan tawa lepasnya.

“Itu Mela yang ngasih julukan itu, abisnya kamu   pake pakaian serba hitam terus” celetuk aku tertawa pada Rafael.

Sejak pertemuan itu aku dan Rafael lebih sering banget ketemu dan menjemput aku kerumah. Orangnya gak penuh basa-basi, sopan, baik,ramah dan anak orang kaya terpandang. Saat itu aku merasa seperti cewek yang paling beruntung didunia bisa dekat sama cowok seperti Rafael. Bapak dan Ibu juga percaya banget sama Rafael. Rafael pun sangat jago mengambil hati kedua orang tuaku.

Pernah suatu ketika Rafael meminta foto kepadaku. Tapi aku gak punya foto yang bagus untuk diberikan padanya. Palingan yang ada pas foto. Soo…apa yang harus aku kasih?. Ternyata pas pertemuan berikutnya dia memberiku sebuah kamera dan mengajakku untuk berfoto.

Sebenarnya banyak hak-hal yang tak terduga yang aku dapat darinya dan mahal tapi kadang aku menahan diri untuk tidak menerimanya. Bapak selalu menasehatiku agar jangan mengambil sesuatu dari cowok yang belum tentu menjadi suami, nanti bisa jadi bahan fitnah yang tak baik.

Namun, Rafael sedikit memaksaku untuk menerima barang darinya dan aku pun mengutarakan alasanku ketika tidak ingin menerimanya. Dan saat-saat itulah Rafael mengatakan padaku bahwa dia pasti akan menjadi suami, suami yang setia, suami ya melindungi dan baik untukku.

~~~~~~~~~~~~

Empat  tahun pacaran mungkin sangat lah lama jika dilalui dengan masa-masa ngambang gak bertujuan. Terbesit dihatiku apakah dia benar-benar serius padaku. Rafael akhir-akhir ini sering pulang balik ke kota untuk pekerjaan. Semakin lama hubungan ini semakin jarang seperti kehilangan contact.

Aku pun mulai merasa gundah dan ada rasa ingin memutuskan hubungan ini. Yang lebih parahnya, Bapak berencana akan menjodohkan aku dengan laki-laki pilihannya karena Bapak dan Ibu tidak ingin menunggu terlalu lama.

Aku tidak putus asa, ku nanti cinta yang pasti kan kembali, selalu kunanti janji dan selalu memberi kesempatan pada Rafael untuk serius. Mela selalu datang memberikan informasi kalau Rafael datang. Tapi kenyataannya Rafael tidak pernah mampir.

“Lin, aku rada curiga sama Rafael yang gak pernah mampir-mampir lagi” kata Mela dengan tampang serius.

“Kenapa gitu Mel?”

“Abisnya Rafael lebih sering pake mobil bersama Ibunya, dia gak pake motor lagi”

Pasti ada yang gak beres dan ada yang berusaha menjauhkan aku dari Rafael. Kenapa sih setiap aku pengen yang baik-baik itu pada susah?
Saat itu aku merasa seperti cewek yang paling bodoh didunia yang mengharapkan cowok seperti itu. Aku itu kayak pungguk yang merindukan bulan. Tapi untuk suatu kepastian, aku paksa Bapak Ibuku untuk datang kerumah Rafael mempertanyakan hubungan aku dan Rafael.

Bapak berkata bahwa Rafael tidak akan menikah selagi kakaknya menemukan jodoh yang tepat. Tapi aku merasa Rafael tidak pernah berbicara kalau dia punya kakak. Apakah Rafael yang bohong atau ibunya?

Rafael juga jarang mengirim surat, kalaupun ada mengirim surat itupun hanya permohonan maaf. Tak pernah mampir dan singgah. Aku jadi muak dengan surat yang ia berikan. Aku kumpulkan semua surat-surat darinya, barang yang sempat aku koleksi karena aku mencintainya. Tapi cinta itu sekarang sudah menjadi arang. Terbakar dimakan api dan pastinya gak bakal kembali.

Aku menerima surat dari Rafael, mungkin ini adalah surat terakhir darinya. Ya… dia tidak bisa bersama ku lagi. Hubungan aku dan Rafael ditentang oleh Ibunya.

Usut punya usut ibunya tidak suka pada keluargaku yang terlalu rendahan, Ibunya ingin sosok menantu yang berkelas. Rafael sengaja tidak bertemu lagi padaku supaya keluargaku tetap aman dan tidak diganggu oleh orang suruhan Ibunya.

Huufftt… ternyata satria baja hitam yang aku mimpi-mimpikan yang bakal jadi pelindungku musnah sudah, lagian aku sekarang tidak berharap lagi pada Rafael, dan sekarang Bapak selalu saja mendesak ku untuk menyetujui perjodohan yang telah dipilihnya. Sepertinya aku memang harus nurut kata-kata Bapak. Toh biasanya Bapak selalu benar.
“Sudahlah la Lin, jangan dipikirin gitu” kata Mela menghiburku.

“Betul Mel, gak seharusnya aku memikirkan Rafael. Aku nyesal sempat berharap dengan kata-katanya. Dia tidak pernah merundingkan segala sesuatu padaku, dia hanya pandai menghilang, seperti julukan yang kamu kasih ke dia itu” kataku pada Mela sambil tertawa.

“Satria baja hitam maksud kamu Lin?”

“iyaa”

Sontak saja aku dan Mela tertawa lepas bersama-sama  seakan-akan gak ada sesuatupun yang terjadi.

“Kamu janji ya Mel, gak bakal jadi pengkhianat seperti Rafael dan Indra” kataku pada Mela.

“Pasti Lina”

“Doakan perjodohan aku dan cowok pilihan Bapakku berjalan lancar!”

“Aamiin” kataku dan Mela berbarengan sambil berpelukan.


TAMAT


Akhirnya ni cerita selesai juga ya, makasih juga bagi temen2 yang udah baca dan like. Mohon maaf juga kalau aku nulis ceritanya masih belepotan, ceritanya ada yang mengganjal, ceritanya terasa hambar atau mungkin endingnya yang masih belum pas. Terima kasih.... :)

No comments:

Post a Comment