Assalamualaikum
warohmatullahi wabarokatuh
sumber: google
Pagi ini aku bangun
cepet, semalam gak bisa tidur dengan nyenyak...huuffttt. Aku pun sekilas menuju jendela kamarku, aku singkap tirai
jendela dan aku lihat suasana di luar. Seperti hari-hari sebelumnya... suasana yang putih bagai kabut. Aku
bukannya lagi mimpi atau berada di suatu negeri kahyangan, tapi ini real loh
Sob. Yang aku lihat itu pun sekali lagi bukan awan atau embun yang sedang
turun, melainkan KABUT ASAP!!
Helooowww.... WTH!!!!!!
Kabut asap lagi ... kabut
asap lagi. Tiap tahun ada kabut terus-menerus. Udah kayak ladang kabut asapnya
Indonesia aja nih ya. Bukannya hutan Riau yang masih alami ini di jaga,
eeehh....malah dibakar buat pembakaran lahan. Mending kalo yang punya lahan
orang pribumi. Ini enggak, malah para ‘aseng’ dan ‘asing’. Makin memperburuk ekonomi ditambah lagi memperburuk lingkungan.
Luu tega banget yaa
pemerintah Riau!! Lu biarin semua hutan kita habis dibakar sampe beratus-ratus
titik panas 'hospot' tersebar di berbagai daerah. Emang lu kira hutan bisa tumbuh dalam sekejap apa ya. Mana sanksi tegas kalian, mana punishment bagi pembakar hutan?? ntar kalo hutan kita gundul mau apalagi. Anak cucu kita mau hidup macam manee?? Udah sumpek, rapet, panes, polusi udara, polusi suara. Arrhhgggghh... memikirkannya saja udah pengapp ni otak. Apalagi langsung merasakan begini.
Ini penampakan kabut yang aku foto jam setengah delapan pagi tadi dari atas rumah aku:
Dibelakang rumah ada asap
Samping kanan asap,
Kantor PU Pemerintah yang deketnya sejengkal dari rumah aku aja kagak nampak noh
Dari depan rumah asap lagi
Disamping kiri rumah.
Mesjid pun terlihat buram karena kabut asap
Aku marah... ntah marah sama siapa juga kagak tau, disisi lain
aku cuma ingin hutan terjaga dan rakyat bisa hidup sehat, bukan dibelenggu
dengan kabut asap ini. Apa dampak dari kabut asap ini??
Banyak!!!!
Banyakk banyak....
Secara umumnya pertama, pastinya
kesehatan kita terganggu akibat adanya kabut asap ini. Bagaimana tidak, yang
punya penyakit asma, napasnya makin sesak. Yang lagi batuk makin parah. Contohnya adik aku si
Mamat. Yang biasanya gak kena batuk dan pilek, sekarang batuk mulu.
Iihh....sebel kali yaa...mau disalahin asapnya ya kagak mungkin. Yang mungkin
disalahin itu ya yang bakar lahan, atau orang yang mengizinkan pembakaran lahan
hutan tersebut.
Kedua, aktivitas
terganggu. Jujur yaa... aku mau ke pasar buat belanja kebutuhan sehari-hari aja
males karena liat kabut asap di jalanan yang tebel bingittzz. Mau keluar malas, jadi malas semua kalau mau keluar ruangan. Aku jadi takut
buat terlalu banyak beraktivitas diluar ruangan jadinya. Belum lagi debu
jalanan yang aduhai polusinya + kabut asap yang tebel. Gak taulah udah berapa
persen polutan yan ada di jalanan itu, RATUSAAANN!!! Mending kalo yang pakek
mobil, laaahh yang pakek motor?? Pakek masker pun kagak ngaruh.
Ketiga, proses belajar
mengajar terganggu. Ini pendidikan loh... berapa banyak sekolah di Pekanbaru
dan daerah Riau lainnya yang menghentikan proses belajar mengajar karena kabut
asap ini??? Sekali lagi, RATUSAANN!!! Ratusan sekolah mengentikan aktivitasnya. Mulai dari PAUD, TK,
SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA dan beberapa universitas memberikan kesempatan untuk
mengehentikan sementara kegiatan belajar mengajar dan diliburkan sampai kabut asap menipis. Beuuhh -.- mau belajar aja susah karena ni asap.
Jujur, aku merasa kayak
di Sumbar kampung halaman. Kalau subuh itu, awan pada turun, kebetulan kampung
aku berada di kaki bukit. Nanti kalau hari udah tinggi awannya hilang sendiri. Beda mah sama di Riau,
Riau udah kayak negeri kahyangan diatas awan. Bedanya ini awannya kabut asap
bekas pembakaran hutan. Weleeeeehhhhh..kapan lah ini semua berakhir.
Sepertinya sanksi yang
pemerintah berikan terlalu ringan dan tidak memberikan efek jera sama sekali.
Seharusnya pemerintah yang bekerja untuk kebaikan negara bisa melihat dan
mengevaluasi berbagai bentuk aktivitas masyarakat umum agar kejadian yang sama
tidak terulang kembali.
Timbul pertanyaan, udah berapa kali kabut asap ini terjadii???
Kali ini mungkin belum sampai RATUSAAANN!! cuma setidaknya pemerintah harus belajar dari pengalaman kabut asap sebelum-sebelumnya. Ini ma kagak! kabut asap terulang kembali mulu. Tapi jangan sampai sebanyak ratusan itu aja
loh. Yang pasti kabut asap ini terjadi gak cuma sekali, tapi udah beberapa kali
pada beberapa tahun terakhir.
Pemerintah daerah masih
terlalu kurang tanggap dan gak memberikan efek jera terhadap pelaku pembakaran
hutan di banyak titik Riau. Pemerintah pusat apalagi, masih acuh dan sibuk ajaa kepentingan yang lain.
Emang kami rakyat
Indonesia pandai mengkritik, tapi setidaknya perhatikan masukan-masukan dan
liat penderitaan rakyat. Jangan hanya kritik pedas dari rakyat dianggap sampah.
Hanya segelintir orang yang bakar hutan. Tapi jutaan ekosistem dan jutaan
manusia terkena dampaknya. Apa itu sebanding? Tentu tidak. Daripada karena Nila
setitik rusak susu sebelanga mending basmi akar permasalahan. Kalo perlu kasih
hukuman matiii!!!! Nyawa dibalas nyawa ma men...
Liat!! Mereka yang bakar
hutan itu jutaan ekosistem yang mereka bunuh. Banyak makhluk hidup yang
kehilangan tempat tinggal mereka dan akhirnya mati sia-sia. Dan pastinya kita
gak akan tau gimana kedepannya kehidupan kita bila hutan tiada lagi sebagai
paru-paru dunia. Apakah kita masih bisa hidup tanpa adanya oksigen???
Huufftt... rasanya
berkoar-koar di blog pun pemerintah pun gak bakal baca. Setidaknya, aku
mengeluarkan uneg-uneg dan apa yang ada dipikiran aku sebagai rakyat biasa yang
hanya ingin kehidupan lebih baik. Not wrong, isn’t it??
Sekarang meme-meme lucu
tengah bertebaran di jagat maya. Ini bisa membuka hati dan menyindir mereka-mereka yang bakar hutan.
Tidak..sekali tidak...meme ini bukan tujuan untuk lawak-lawakan atau bikin
ngakak. Meme ini sebagai cermin kalo kabut asap ini miris banget. Cermin dari
potret kehidupan yang udah kagak sehat dan berpolusi. Meme ini untuk
mengingatkan kita semua, menyadarkan kita semua.
Sekaligus, meme ini menjadi rujukan bagi kita warga Riau dan orang lain agar menjaga alam.
Yang ketawa AWASSS....
tak tonjok!! Wkwk...kidding browhh....
Kabut asap Riau dianggap wisata
Film Surga yang Tak Dirindukan berubah menjadi
Asap yang Tak Dirindukan -_______-
Terlihat jelas perbedaannya memang
VJ Marissa jadi Bidadari yang turun ke sungai Siak -.-
Assalamualaikum Beijing berubah jadi
Assalamualaikum Riau plus aktornya pakek masker
welllleeehh weleeeehh...
Semoga kabut asap ini cepat berakhir, mereka yang membakar hutan biarlah selamat dari hukum dunia sekarang, tapi yakinlah gak akan pernah selamat apalagi lari dari hukum Tuhan Yang Maha Esa. Moga hujan bisa turun mengguyur Riau secepatnya. Moga cahaya mentari bisa terlihat jelas dan terang kembali seperti biasanya. Aaamiin ya Robb
Wassalam :) Melawan asap!!!
No comments:
Post a Comment