Assalamualaikum
warohmatullahi wabarokatuh
Hehe… lanjut posting lagi… sebenarnya aku
lupa ngepostingin draf cerita yang
ini Sob. Jadi ini memang atau bahkan bisa dikatakan latepost gitu lah jadinya, daripada enggak dipostingin sama sekali kan, wkwk :D maaf yaakk…postingan kali ini soal jalan-jalan.
Ya… tempatnya gak jauh-jauh dari Provinsi Riau dan gak jauh-jauh dari kampung
halaman, Sumatera Barat, yeeayy!!! Daerah yang bisa dikatakan tempatnya sejuta
destinasi wisata alam yang indah. Kemudian menjadi tempat wisata yang paling
banyak dikunjungi oleh orang-orang di penjuru Nusantara. Setuju gak? :D Ada
suatu kebanggaan sih sebenarnya bisa memiliki kampung di Sumatera Barat karena
alamnya yang indah, sejuk, hijau dan
juga tanahnya yang subur. No protes…!!! Haha.
Gak jauh-jauh, Sumatera Barat
selain dikenal karena pemandangan yang indah dan juga alam yang memukau, Sumbar
memiliki pantai yang cantik-cantik, panorama alam yang luar biasa menakjubkan, perbukitan indah melintang, kuliner yang menggugah selera, arsitektur
yang unik, Danau Maninjau, Danau Singkarak dan Danau diateh-dibawah, museum, peninggalan sejarah seperti bangunan, jam
gadang, benteng, lobang Jepang, kebun binatang dan masih banyak lagi
tempat-tempat yang bisa ditelusuri di setiap pelosok negeri Sumbar. Kemudian
bisa dinikmati oleh segala umur, liburan, refreshing
dan dapat memperbanyak wawasan juga tentunya.
Nah…nah… sekarang yang akan aku
ceritakan lebih kepada peninggalan sajarah di Minangkabau, tapi gak terlalu
detail aku ceritakan trip aku kali
ini karena pada saat itu gak bisa terlalu berlama-lama berada di lokasi karena
cuaca yang gerimis dan hari yang semakin siang belum lagi perut lapar :D
Yap…dimana…dimana???? OK aku
sempat singgah ke Istana Baso Pagaruyung, ini yang kedua kalinya ke Istana
Pagaruyung. Yang pertama kalinya waktu masih kecil dan dapat kesempatan kedua nih
untuk dapat berkunjung lagi :)
Berikut sudah ada beberapa foto penampakan Istananya, bisa Sobat scroll aja terus kebawah :*
Cerita-cerita kenapa sempat ke
Sumbar diakhir liburan semester lalu, pada awalnya cuma Papa yang akan pergi ke
Sumbar karena ada urusan kerjaan. Tapi Ibu malah pengen ikutan, aku dan Fatimah
juga minta ikutan, dan Rara dibawa juga :D yaa abis bosan juga dirumah,
setidaknya jalan-jalan pulang ke kampung dan sekejap ketemu nenek. Adik bujang
aku yang dua lagi terpaksa tinggal karena si Taufiq ada simulasi UN CBT dan
Tamzit libur, itupun dia disuruh tinggal buat jaga toko :p.
Awalnya mau berangkat Jumat
malam, tapi Ibu malas jalan malam takut si Rara ntar rewel. Alhasil kami
berangkat Sabtu pagi jam 06.30 WIB pada 20 Februari lalu. oh iya, ketika
di perjalanan menuju Sumbar aku sempat mampir makan sate ayam di Kuok, Bangkinang. Rasanya
enak banget, rasa kuahnya lain dari yang lain, sedaap lahh...hehe... pengen lagi kesana makan satenya, harganya murah meriah
Rp.8000/porsi. Ya harga dan porsinya sebandinglah, tapi sama aku gak cukup satu
porsi, kudu tiga porsi kali ya biar kenyang dan puas :p
teng....
teng....
teng....
Tibalah kami di Payakumbuh,
Sumbar jam dua belas siang, Papa juga sambil-sambilan mampir ke dua tempat urusin
soal kerjaan. Setelah selesai check
kerjaannya Papa, gak enak kalo mampir
langsung ke kampung. Mending jalan-jalan dulu mumpung masih siang. Alhasil sebelum sampai ke simpang
batu hampar kami sekeluarga sepakat ke Pagaruyung dan Papa langsung ngelokkan stir ke
simpang sangka (simpang batu
sangkar). kebetulan si Mamat yang minta mau kesana karena belum pernah kesana dianya. Yeaayy!! Sambil menyelam minum air. Soalnya ternyata Papa bilang hari
minggu siang langsung balik ke Pekanbaru dan gak ada cerita jalan-jalan lagi :(
Selama diperjalanan menuju Istana
Baso Pagaruyung hujan mengguyur negeri yang elok
ini. Huuuaa…. Sumpah demi apa sempat terpikir kalo bakal gak jadi singgah
:( kan kagak enak juga yaa jalan-jalan eeh malah hujan, ya mana enak gitu. Tapi
alhamdulillah selama kurang lebih satu
jam-an kami tiba di Istana Pagaruyung dan saat kami nyampe udah gak
hujan lagi tapi tinggal gerimis dikit-dikit :D berharap si Rara jangan sampe sakit
aja karena main gerimis gini…wkwk.
Ibu, Rara, Fatimah
Si Mamat
Me
Nah, lokasi Istana Pagaruyung ini
pastinya bisa Sobat liat di Mbah Google, hehe….yaitu di Kota Batu Sangkar,
Kecamatan Tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Istana ini
sering juga disebut Istana Api (katanya) karena udah beberapa kali dilahap si
jago merah. Ya…. Intinya ini Istana gak pernah jauh-jauh dari api gitu lah.
Wkwk. Istana Pagaruyung ini bukan yang aslinya lagi dan hanya replika. Istana
Baso yang asli berlokasi diatas bukit Batu patah dan terbakar habis karena
perang tahun 1804 kemudian didirikan kembali namun terbakar lagi tahun 1966.
Akhirnya atas kesepakatan pemerintah Sumbar ingin menjaga dan tetap
melestarikan nilai-nilai budaya Minangkabau, pada tahun 1976 Istana dibangun
lagi tapi dilokasi yang berbeda (sekarang-red)
dan terbakar lagi tahun 2007 akibat petir dan menghanguskan keseluruh
Istana dan barang-barang yang selamat diperkirakan hanya 15% saja. Dan setelah
itu dibangun lagi hingga dapatlah sekarang kita lihat Istana Pagaruyung berdiri
dengan megahnya. (source: wikipedia)




Ini penampakan di dalam istana di depan kamar. Kami duduk di tempat menerima tamu.
Didepannya ada tepak sirih.
Pedagang kaki lima yang berjualan di bawah kaki Istana
Dapat disimpulkan bahwa Istana
Baso Pagaruyung ini adalah peninggalan sejarah kerajaan Minangkabau, Istana
yang kita lihat sekarang hanyalah replikanya saja, tapi walaupun begitu ciri
khas dari Istana ini masih kuat.Ya… walaupun agak hampa juga sih ketika aku
masuk ke dalam Istana ini beberapa waktu lalu. mengapa? Karena gak banyak
peninggalan sejarah yang benar-benar asli pada jamannya dulu lagi yang terpampang di dalam Istana. Sangat
sedikit peninggalan benda-benda sejarahnya. Mau gimana lagi kan? Maklum lah
terbakar tiga kali, setidaknya usaha pemerintah untuk melestarikan budaya,
nilai dan sejarah patut kita acungkan jempol agar kelak anak cucu tau sejarah
suatu daerah. Kalau kata Ibu sih, Istana yang sekarang kelihatan jauh berbeda
dari Istana sebelumnya, dari corak-ukiran dinding, barang-barang,pakaian, de el
el. Jelas beda gitu yakk kan, Ibu pergi katanya pas jamannya SD
wong dah terbakar tiga kali,yaa berbeda
jelaaaass… haha.
Ohh iya, aku masih ingat cerita dosen
aku Bpk Suhaimi,D. M.Si di kampus. Bapak itu menceritakan tentang perjalanannya
sewaktu penelitian ke Balanda. Singkat cerita, waktu ke perpustakaan Universitas
yang ia kunjungi, Pak Dosen ini cerita
kalau menemukan banyak sekali buku-buku lama sejarah masyarakat minangkabau
yang bertuliskan huruf arab melayu. Wahh…. Keren juga tuh, minangkabau buku-buku
sejarahnya terpampang di perpustakaan Belanda. Tapi agak sedikit miris juga sih
mendengar cerita dosen aku ini. Soalnya Pak Dosen ini berpendapat kalau bisa
saja buku-buku tersebut adalah hasil rampasan Belanda sewaktu kita dijajah dulu
dan segala dokumen dibawa ke negara Belanda tersebut. Huufftt.. kalau itu
bener,kira-kira kita sebagai negara yang telah merdeka bisa gak ya minta
kembali semua dokumen itu? Kan pasti banyak orang yang penasaran dengan sejarah
daerah mereka sendiri terkhususnya kita masyarakat minangkabau.
Dah…dah… kembalii ke Istana :p
selain memaparkan kemegahan Istana Baso, kita bisa berfoto ria,kemudian ada
juga jasa sewa baju adat. Kayak baju pernikahan gitu lah. Ibu suruh aku nyobain
baju ntu, biar kayak pengantin dan difoto buat kenangan. Tapi ogaaaahhhh…....
masa cuma aku sendirian pake ntu baju, sedih kali nampaknya :D :’) soalnya yang
aku nampak yang sewa ntu baju pengantin rata-rata adalah pasangannya,
suami-istri dan orang yang gak jomblo, wkwk. Kan gak enak banget yaa nyobain
baju pengantin tapi kagak ada pasangannya. Ibu aneeh, bikin aku baper *eehh …ntar
lah kalo ke Pagaruyung sekali lagi nyobain bajunya kalo dah punya pasangan :’)
aamiin. Pada saat itu aku gak ngelirik sekaligus ngejauh aja tuh dari pasangan
yang lagi foto couple-an
mesra-mesraan pakek baju pengantin Minang. Orang jomblo kagak boleh liat
begituan soalnya :D ntar menjek-manjek
dindiaang …. Wkwk.
Disisi Istana yang lain, ada
tempat buat naik kuda. Sihiiiyy…. Siapa yang gak pengen menunggang kuda. Yang
pengen naik kuda, atau belum pernah naik kuda ayuukk jangan lupa nyobain ya.
Satu putaran buat dewasa Rp. 10.000/orang sedangkan anak-anak Rp. 5000/orang, murah
meriah kan??
Lapangan kuda
Wait, kalau jalan-jalan gak lengkap rasanya kalo gak makan-makan.
Tempat makan di jalan raya Batu Sangkar sekitaran Pagaruyung memang kelihatan
keren. Soalnya dikelilingi sama sawah, bukitnya yang indah, jalanan yang bersih
dan juga angin yang sejukkkkk banget. Saya suka. Jadi kami mampir di suatu
tempat makan ayam penyet gitu. Tempatnya adem, bagus, harganya juga bersahabat
banget, porsinya banyak, ngenyangin juga. Pokoknya top markotop lah makan
dimari. Kapan-kapan pengen mampir makan kesana lagi ahh…. #cuusssss….
Setelah selesai makan kami pun balek, dan yang
pastinya pulang ke rumah nenek. Seneng banget rasanya tiba di rumah nenek,
adem, nyaman…. Walaupun aku rada flu juga karena udara dingin :D dahhh ahh… itu
aja aja cerita gaje yang aku bagiin di blog :p itung-itung nyari kerjaan buat
nulis dan isi blog yang udah kayak sarang nyamuk … haha. Wassalam.
Foto ketika akan berangkat balik ke Pekanbaru :D